Rabu, 05 September 2018

Contoh puisi baru:

-Realisme

                         PENERIMAAN

Kalau kau mau kuterima kau kembali
Dengan sepenuh hati
Aku masih tetap sendiri
Kutahu kau bukan yabg dulu lagi
Bak kembang sari sudah terbagi
Jangan tunduk! Tantang aku dengan berani
Kalau kau mau kuterima kau kembali
Untukku sendiri tapi
Sedang dengan cermin aku enggan berbagi

               (Maret 1943, Karya: Chairil Anwar)

-Realisme

                     KARANGAN BUNGA

Tiga anak kecil
Dalam langkah malu-malu
Datang ke salemba
Sore itu
       Ini dari kami bertiga
       Pita hitam pada karangan bunga
       Sebab kami ikut berduka
       Bagi kakak yang ditembak mati
       Siang tadi

                (Karya: Taufiq Ismail, Tirani, 1966)



Kumpulan pantun anak-anak

Pantun suka cita: pantun ungkapan gembira.
1. Burung merpati burung dara
    Terbang menuju angkasa luas
    Hati siapa takkan gembira 
    Karena aku naik kelas
2. Dibawa itik pulang petang
    Dapat dirumput bilang-bilang
    Melihat ibu sudah datang
    Hati cemas menjadi hilang

Pantun duka cita: ungkapan kesedihan. 
1. Lurus jalan ke paya kumbuh
    Kayu jati bertimbal jalan
    Dimana hati takkan rusuh
    Ibu mati bapak berjalan
2. Memetik manggis di kota Kedu
    Membeli tebu uangnya hilang
    Menangis adik tersedu-sedu
    Mencari ibu belum juga datang

Pantun jenaka: yang bertujuan menghibur
1. Pohon manggis di tepi rawa
    Tempat nenek tidur beradu
    Sedang menanggis nenek tertawa
    Melihat kakek bermain gundu
2. Kicau burung dipagi hari 
    Anak ayam turun dikandang
    Ingin berjumpa setiap hari
    Agar selalu dapat kupandang

Pantun teka-teki
1. Kalau tuan bawa keladi
    Bawakan juga si pucuk rebung
    Kalau tuan bijak bestari
    Binatang apa tanduk dihidung? 
2. Kalau tuan pakai lencana 
    Pakailah songkok di atas kepala
    Kalau tuan bijal laksana
    Binatang apakah tiada kepala! 

Minggu, 02 September 2018

Resensi "Kapitalisme Pendidikan: Antara Kompetisi dan Keadilan"


Identitas buku:
Judul: "Kapitalisme Pendidikan: Antara Kompetisi dan Keadilan"
Penulis: Francis Wahono 
Penerbit: INSISTPress, Cindelaras
Edisi: II, Oktober 2001 (I, Mei 2001)
Tebal buku: 141 halaman

Pendidikan sebagai proses yang dilakukan masyarakat dalam rangka menyiapkan generasi penerus agar dapat bersosialisasi dan beradaptasi dalam budaya yeng mereka anut,sesungguhnya merupakan salah satu tradisi umat manusia yang sudah hampir setua usia manusia. Sementara itu, manusia terus belajar dari pengalaman mereka tentang penyelenggaraan pendidikan, bahwa pendidikan sudah tidak netral lagi melainkan sebagai sarana "mereproduksi" sistim dan struktur sosial yang tidak adil seperti relasi kelas, gender dan warna kulit atau sistim relasi lainnya. 
Jikalau guru dimerdekakan, akhirnya murid, peserta didik, juga akan menikmati kemerdekaan dalam pembelajaran. 

Guru yang merdeka cenderung kuat memberikan dan menciptakan ruang kemerdekaan bagi peserta didik. Sehingga yang dilahirkan oleh sistem pendidikan Indonesia Pasca Reformasi adalah manusia merdeka yang sadar akan kemampuan, arti hidup, dan tugas untuk memanusiakan manusia lainnya. Hanya dengan cara itu, bangsa Indonesia yang besar jumlahnya akan menjadi besar dalam dampak dan sumbangannya bagi warga dunia yang semakin canggih dan beradab.

Kekurangan:
Kurang menarik karena tidak                          dicantumkan gambar.

Kelebihan:
Bahasa singkat,jelas,padat,dan                        mudah dipahami.